Sesatnya Ajaran LDII
Pendiri
LDII
Pengasas dan pemimpin
tertinggi pertamanya adalah Madigol Kadzdzab. Nama kebesaran dalam aliran
kelompoknya adalah Al-Imam Nurhasan Ubaidah Lubis Amir. Dan nama kecilnya ialah
Madekal/Madigol atau Muhammad Medigol, asli primbumi Jawa Timur. Ayahnya
bernama Abdul Azis bin Thahir bin Irsyad. Lahir di Desa Bangi, Kec. Purwoasari,
Kab. Kediri Jawa Timur, Indonesia pada tahun 1915 M (Tahun 1908 menurut versi
Mundzir Thahir, keponakannya).
Awal
Mula Munculnya LDII
Faham yang dianut oleh
LDII tidak berbeda dengan aliran Islam Jama’ah/Darul Hadits yang telah dilarang
oleh Jaksa Agung Republik Indonesia pada tahun 1971 (SK Jaksa Agung RI No.
Kep-089/D.A/10/1971 tanggal 29 Oktober 1971). Keberadaan LDII mempunyai akar
kesejarahan dengan Darul Hadits/Islam Jama’ah yang didirikan pada tahun 1951
oleh Nurhasan Al Ubaidah Lubis (Madigol). Setelah aliran tersebut dilarang
tahun 1971, kemudian berganti nama dengan Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI) pada
tahun 1972 (tanggal 13 Januari 1972). Namun dengan adanya UU No. 8 tahun 1985,
LEMKARI sebagai singkatan Lembaga Karyawan Islam sesuai MUBES II tahun 1981
ganti nama dengan Lembaga Karyawan Dakwah Islam yang disingkat juga LEMKARI (1981).
Pengikut aliran tersebut pada pemilu 1971 mendukung GOLKAR, kemudian LEMKARI
berafiliasi ke GOLKAR Dan kemudian berganti nama lagi sesuai keputusan
konggres/muktamar LEMKARI tahun 1990 dengan nama Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII). Perubahan nama tersebut dengan maksud menghilangkan citra lama LEMKARI
yang tidak baik di mata masyarakat. Disamping itu agar tidak jumbuh dengan nama
singkatan dari Lembaga Karatedo Indonesia.
Kota atau daerah asal
mula munculnya Islam Jama’ah/Lemkari atau sekarang disebut LDII (Lembaga Dakwah
Islamiyah Indonesia) adalah: Desa Burengan Banjaran, di tengah-tengah kota
Kediri, Jawa Timur. Desa Gadingmangu, Kec. Perak, Kab. Jombang, Jawa Timur. Desa
Pelem di tengah-tengah kota Kertosono, Kab. Nganjuk, Jawa Timur.
Kesesatan
LDII
- Sekitar tahun 1940-an sepulang Al-Imam Nurhasan Ubaidah Lubis Amir (Madigol) dari mukimnya selama 10 tahun di Makkah, saat itulah masa awal dia menyampaikan ilmu hadits manqulnya, juga mengajarkan ilmu bela diri pencak silat kanuragan serta qiroat. Selain itu juga ia biasa melakukan kawin cerai, terutama mengincar janda-janda kaya. Kebiasaan itu benar-benar ia tekuni hingga ia mati (1982 M). Kebiasaan lainnya adalah mengkafir-kafirkan dan mencaci maki para kiyai/ulama yang diluar aliran kelompoknya dengan cacian dan makian sumpah serapah yang keji dan kotor. Dia sering menyebut-nyebut ulama yang kita kaum Suni muliakan yaitu Prof. Dr. Buya Hamka dan Imam Ghozali dengan sebutan (maaf, pen) Prof. Dr. Buaya Hamqo dan Imam Gronzali. Juga dia sangat hobi membakar kitab-kitab kuning pegangan para kiyai/ulama NU kebanyakan dengan membakarnya di depan para murid-murid dan pengikutnya.
- Masa membangun Asrama Pengajian Darul Hadits berikutpesantren-pesantrennya di Jombang, Kediri, dan di Jl. Petojo Sabangan Jakarta sampai dengan masa Nurhasan Ubaidah Lubis Amir (Madigol) bertemu dan mendapat konsep asal doktri imamah dan jama’ah (yaitu : Bai’at, Amir, Jama’ah, Taat) dari seorang Jama’atul Muslimin Hizbullah, yaitu Wali al-Fatah, yang dibai’at pada tahun 1953 di Jakarta oleh para jama’ah termasuk sang Madigol sendiri. Pada waktu itu Wali al-Fatah adalah kepala biro politik Kementrian Dalam Negeri RI (jaman Bung Karno).
- Masa pendalaman manqul Qur’an Hadits, tentang konsep Bai’at, Amir, Jama’ah dan Ta’at, itu sampai tahun 1960. Yaitu ketika ratusan jama’ah pengajian Asrama manqul Qur’an Hadits di Desa Gadingmangu menangis meminta Nurhasan Ubaidah Lubis Amir (Madigol)mau dibai’at dan ditetapkan menjadi imam/amir mu’minin alirannya. Mereka semuanya menyatakan sanggup taat dengan dikuatkan masing-masing berjabat tangan dengan Madigol sambil mengucapkan Syahadat, shalawat dan kata-kata sakti ucapan bai’atnya masing-masing antara lain : “Sami’na wa atho’na Mastatho ‘na” sebagai pernyataan sumpah untuk tetap setia menetapi program 5 bab atau “Sistem 3 5 4.” Belakangan yang menjadi petugas utama untuk mendoktrin, menggiring dan menjebak sebanyak-banyaknya orang mau berbai’at kepada dia adalah Bambang Irawan Hafiluddin yang sejak itu menjadi Antek Besar sang Madigol. Namun Alhamdulillah Bambang Irawan Hafiluddin dengan petunjuk, taufik dari Allah SWT, kini telah keluar dari aliran ini dan mengungkap rahasia LDII itu sendiri.
- Masa bergabungnya si Bambang Irawan Hafiluddin (yang diikuti juga oleh Drs. Nur Hasyim, Raden Eddy Masiadi, Notaris Mudiyomo dan Hasyim Rifa’i) sampai dengan masa pembinaan aktif oleh mendiang Jenderal Soedjono Hoermardani dan Jenderal Ali Moertopo berikut para perwira OPSUSnya yaitu masa pembinaan dengan naungan surat sakti BAPILU SEKBER GOLKAR: SK No. KEP. 2707/BAPILO/SBK/1971 dan radiogram PANGKOPKAMTIB No. TR 105/KOPKAM/III/1971 atau masa LEMKARI sampai dengan saat LEMKARI dibekukan di seluruh Jawa Timur oleh pihak penguasa di Jawa Timur atas desakan keras MUI (Majelis Ulama Indonesia) Jatim di bawah pimpinan KH. Misbach.
- Masa LEMKARI diganti nama oleh Jenderal Rudini (Mendagri 1990/1991 menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia) yaitu masa mabuk kemenangan, karena merasa berhasil Go-Internasional, masa sukses besar setelah Madigol berhasil menembus Singapura, Malaysia, Saudi Arabia (bahkan kota suci Makkah) kemudian menembus Amerika Serikat dan Eropa, bahkan sekarang Australia dengan siasat Taqiyyahnya: Fathonah, Bithonah, Budiluhur Luhuringbudi, yang lebih-lebih tega hati dan canggih.
Tokoh-Tokoh
Pendukung dan Lokasi Markas Besarnya
Tokoh-tokoh pendukung
yang ikut membesarkannya:
- Di atas puncak tertinggi sebagai penguasa atau imam adalah imam amirul mu’minin. Sejak wafatnya Nurhasan Ubaidah Lubis Amir (Madigol), tahta itu dijabat langsung oleh anaknya yaitu Abdul Dhohir bin Madigol didampingi adik-adik kandungnya: Abdul Aziz, Abdus Salam, Muhammad Daud, Sumaida’u (serta suaminya yaitu Muhammad Yusuf sebagai bendahara) dan si bungsu Abdullah. Sang amir dijaga dan dikawal oleh semacam paswal pres yang diberi nama Paku Bumi.
- Empat wakil terdiri dari empat tokoh kerajaan yaitu Ahmad Sholeh, Carik Affandi, Su’udi Ridwan dan Drs. M Nurzain (setelah meninggal diganti dengan Nurdin).
- Wakil amir daerah.
- Wakil amir desa.
- Wakil amir kelompok.
- Di samping itu ada wakil amir khusus ABRI (TNI/POLRI sekarang), yaitu jama’ah ABRI, RPKAD, BRIMOB, PGT AURI, MARINIR, KOSTRAD, dan lain-lain) dan wakil khusus muhajirin, juga ada tim empat serangkai yang terdiri dari para wakil amir, para aghniya’ (orang-orang kaya), para pengurus organisasi (LDII/Pramuka/CAI/dan lain-lain) serta para mubaligh.
Semua itu digerakkan
dengan disiplin dan mobilitas komando “Sistem Struktur Kerajaan 354″ menjadi
kekuatan manqul, berupa: “Bai’at, Amir, Jama’ah, Ta’at” yang selalu ditutup
rapat-rapat dengan system: “Taqiyyah, Fathonah, Bithonah, Budi luhur Luhuring
Budi karena Allah.” Pengembangan dan perluasan daerah kekuasaan LDII telah
meliputi daerah-daerah propinsi di seluruh wilayah Indonesia bahkan sudah
merambah ke luar negeri seperti: Australia, Amerika Serikat, Eropa, Singapura,
Malaysia, Arab Saudi. lebih dari itu mereka sudah memiliki istana dan markas
besar di kota Suci Makkah yang berfungsi sebagai pusat kegiatan dakwah terutama
pada musim haji dan umrah sekaligus sebagai tempat mengulang dan mengukuhkan
sumpah bai’at para jama’ahnya. Setiap tahunnya mereka selalu berkumpul yakni
beribu-ribu jamaah LDII dari seluruh penjuru dunia termasuk para TKI/TKW yang
melaksanakan haji dan umrah bersama sang amir. Adapun markas besar LDII tersebut:
yang satu di kawasan Ja’fariyyah di belakang makam Ummul Mu’minin Siti Khodijah
R.A. dan di kawasan Khut Aziziyyah Makkah di dekat Mina.
Testimoni
dari Para Mantan Penganut Aliran Sesat LDII
Mantan LDII yang
tergabung dalam Forum Ruju' ilalHaq (FRIH)
Sekjen FRIH Adam
Amrullah mengaku, mendapat undangan langsung dari SekJen Forum Ulama Indonesia
(FUI) Ustadz Muhammad Al Khaththat. Dalam presentasinya, Adam menjelaskan
sejarah Darul Hadits-Lemkari-LDII, akidah inti, serta membeberkan bukti-bukti
Kedustaan Paradigma Baru LDII kepada Perwakilan 43 Ormas Islam yang tergabung
dalam FUI.
Adam menjelaskan, sejak
awal didirikan oleh Pendiri Islam Jamaah, Nurhasan, Akidah mereka selalu sama.
Sebagian akidah mereka tasyabbuh (menyerupai) akidah Khawarij, karena mengkafirkan
Umat Islam yang tidak berbaiat pada imamnya.
"Ulama seharusnya
memahami benar-benar akidah inti dari LDII / Islam Jamaah ini, yang sebagian
ajarannya menyerupai ajaran Syiah, yaitu wajib berdusta. Ulama harus cepat
sadar kalau sedang dibohongi oleh LDII dengan Paradigma Barunya,” kata
Adam.
Lebih lanjut Adam
mengatakan, "LDII mengklaim sudah berubah, bersumpah sejak 2006, bahkan
sudah taubat dan membantah tidak ada hubungannya dengan ajaran Nurhasan, Islam
Jamaah. Padahal bukti-bukti yang kami punya semuanya membuktikan bahwa LDII lah
si Islam Jamaah itu sendiri".
"Kami tahu persis
ajaran LDII/Islam Jamaah. Sangat disayangkan, jika sebagian tokoh MUI Pusat
malah berakrab-akrab dengan LDII. Kami paham betul tentang ajaran asli Islam
Jamaah/LDII ketimbang MUI Pusat sekalipun", jelas Adam.
Sementara itu, Peneliti
aliran sesat Ustadz Amin Djamaluddin (Pimpinan LPPI) memperkuat : "Di
zaman Rasulullaah, ada orang yang masuk Islam dan Rasulullah pun memberikan
satu syarat. Rasulullah memerintahkan dia untuk berhenti berdusta karena dia
adalah orang yang suka berdusta, merampok, dan banyak kejahatan lainnya. “Di
LDII, diajarkan wajib Bohong! Mereka sebut Fathanah Bithanah Budi Luhur. Modus
ini supaya dianggap baik.”
Adam juga menjelaskan
strategi dan organisasi buatan Islam Jamaah selain LDII seperti Cinta Alam
Indonesia, Sentra Komunikasi Mitra Polri - Intelnya
Islam Jamaah, Persatuan Silat Nasional (Persinas) ASAD - Pasukan
Bolopendem / tentaranya Islam Jamaah, Yayasan Wali Barokah, Usaha Bersama, dan
Majalah Nuansa Persada.
FRIH menunjukkan
bukti-bukti bahwa LDII masih Islam Jamaah, dan Paradigma Baru adalah Kedustaan
Baru andalan mereka. Sebagaimana yang disampaikan langsung oleh Ketua Umum
LDII, Abdullah Syam di depan ribuan jamaahnya tahun 2011 -- dalam acara
internal mereka. Bahwa mereka mereka berbaiat dengan anak pendiri Islam Jamaah,
yaitu Imam ke-3 nya Islam Jamaah : Sulthon Aulia bin Nurhasan.
“LDII punya klaim,
klaim, dan klaim. Sedangkan kami FRIH, Mantan-mantan LDII memiliki Bukti-bukti
yang sangat kuat dan Valid, Kami punya 500-an saksi hidup, dan kami siap sumpah
mubahalah", ujar Adam.
"Bahkan kami punya
mantan-mantan petinggi mereka seperti Wakil Imam Pusat Islam Jamaah, DPP LDII,
DPD LDII dari berbagai wilayah dan masih banyak mantan-mantan aktifis lainnya
yang siap memberi kesaksian", tambah Adam.
Adam dan mantan LDII
lainnya mengaku mendapat ancaman dari pihak LDII. Adam merasa senang jika FUI
dan FPI memberikan dukungannya kepada FRIH. “Semoga kami tetap istiqamah dalam
membawa dan menyampaikan kebenaran,” kata Adam.
Sumber
:
- http://kisahislami.com/inilah-ajaran-ldii-menurut-mantan-anggotanya/
- http://www.arrahmah.com/news/2013/06/09/sekjen-frih-menjelaskan-sejarah-darul-hadits-lemkari-ldii-kepada-ketua-fpi.html
- http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/06/10/25093/di-depan-ormas-islam-eks-ldii-beberkan-kesesatan-markaz-fpi/
- http://hidayatulhaq.wordpress.com/2008/04/21/sejarah-ldii/
and
Read More :
- http://www.ldiiku.com/
Komentar