Langsung ke konten utama

perekonomian masa depan


PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MASA DEPAN

BAB 1

Pendahuluan

Ø Latar belakang

Indonesia merupakan Negara yang berkembang. Hingga sampai saat ini Indonesia terkenal dengan hasil kekayaan alamnya yang sangat baik. Tapi terkadang sampai saat ini perekonomian di Indonesia sangat lah buruk sehingga Indonesia mengalami keterpurukan yang sangat mendalam.

Mungkin di masa lalu perekonomian di Indonesia kadang naik dan terkadang turun dalam artian perekonomian di Indonesia tidak dapat di atur dengan baik pada masa lalu sehingga bamyak mengalami perubahan-perubahan dari segi tingkat SDM-nya yang mengakibatkan banyaknya para pegawai yang di PHK yang mengakibatkan tingkat pengangguran di Indonesia menjadi meningkat tinggi.

Dari sudut pandang pemerintah mungkin yang mengakibatkan pengangguran meningkat di Indonesia adalah karena banyaknya jumlah urbanisasi yang tidak teratur atau secara berlebihan sehingga banyak masyarakat yang tidak terurus dan menjadikanya terlantar dan menganggur.

Perekonomian Indonesia juga tidak stabil karena di akibatkan oleh inflasi yang meningkat tajam secara terus-menerus dan tumpukan bunga yang besar dalam pengembalian hutang Negara terhadap Negara-negara yang memberikan dana hutang.



Ø Permasalahanya

Sebenarnya teramat dini jika kita pesimis tentang msaa depan ekonomi kita. kenapa demikian, semua itu mengacu pada kondisi kita saat ini. ketergantungan impor yang tinggi, secara tersirat menunjukkan indikasi lemahnya kemandirian indonesia. kemudian juga nilai hutang yang besar menjadi kekuatiran masyarakat Indonesia. Bagi yang berpikir pragmatis, yang terkadang cenderung bisa bersikap pesimis, mulai berhitung, jelas berat. namun bagi yang optimis lain cerita. kita bicara tentang masa depan kan, tentu masa depan itu lebih baik dari sekarang. saat ini, proses kian matangnya Indonesia yang berbudaya mulai terlihat. masuk akal, karena banyak perbaikan dalam membangun karakter bangsa.

Proses pendewasaan diri bangsa juga kian meningkat. niat baik akan pemberantasan korupsi, kemudian juga perbaikan sistem pemerintahan, demikian juga meningkatnya peran masyarakat yang lebih mandiri dan positif menunjukkan adanya indikasi perbaikan bangsa. inilah yang selama ini perlu kita perhatikan. mungkin selama orde baru terlupakan proses pendewasaan bangsa, sedang order reformasi merupakan jembatan untuk menjadikan bangsa indonesia benar-benar dewasa. nah, orde berikutnya kita tidak tahu mau diberi nama apa. mungkin saja orde mandiri atau mandiri di atas kaki sendiri.

Anda tahu sendiri apa itu dewasa yang secara sederhana, bisa membedakan mana yang baik dan buruk. tentunya bukan sekedar lip service belaka tapi ke depan sudah bersifat de facto. jadi ini bukan sebatas orang dewasa semata, tapi lebih ditekankan pada bangsa yang dewasa. agar lebih memahami, coba sedikit menyempatkan narasi berikut ini.

Pada awalnya perekonomian di Indonesia sangatlah buruk sehingga banyak sekali masalah-masalah yang di alami oleh Negara Indonesia karena perekonomiannya yang sangat buruk, selain itu Negara Indonesia mengalami ketidak makmuran yang di alami oleh rakyat-rakyatnya karena hal tersebut.

BAB 2

Isi

Ø Teori

Kita dapat mengambil salah satu bahasan teori yang disampaikan oleh bapak Jusuf Kalla beberapa tahun lalu ketika sedang mengisi salah satu acara dan membahas tentang perkembangan perekonomian masa depan di Indonesia.


Saya ingin menyampaikan terima kasih atas kesempatan untuk menghadiri pertemuan ini yang tentunya sangat positif dan sangat memberikan harapan akan pertumbuhan dan pencapaian tujuan-tujuan kita pada hari ini dan masa datang.

Saudara-saudara sekalian, tadi pagi secara teknis, sudah banyak berbicara tentang harapan ekonomi Indonesia yang tentunya kita harapkan akan lebih positif. Saya tahun ini beberapa kali ke luar negeri melihat banyak kemajuan di banyak negara, mulai dari India, China, dan Jepang. Saya tidak pernah sangsi bahwa kita ini seharusnya dan memang seharusnya bekerja lebih baik supaya kita bisa lebih maju sejajar dengan banyak negara. Saya pikir tidak banyak negara memilliki kemampuan sebaik kita. Karena itu, pada tahun-tahun ini kita harus menyelesaikan masalah-masalah itu. Apabila masalah-masalah itu sudah kita selesaikan, tentu kemajuan itu akan lebih mudah kita capai.

Krisis moneter dan perbankan terjadi 10 tahun yang lalu. Bisa kita katakan bahwa sejarah perkembangan ekonomi itu sama dengan sejarah perpolitikan. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an politik kita itu sangat liberal, karena itu ekonomi kita terbuka juga. Waktu zaman Bung Karno politik kita mulai otoriter. Kemudian juga zaman Pak Soeharto yang mula-mula demokratis, kemudian menjadi otoriter, maka ekonomi kita juga menjadi sangat monopolitis, baik oleh negara maupun swasta. Namun, 10 tahun terakhir ini pemerintah kita sangat demokratis dan ekonomi juga sangat terbuka. Jadi selalu ada hubungannya antara politik dan kebijakan ekonomi.

Kita sekarang berada dalam kondisi yang sangat terbuka dan sangat bersaing. Namun, kenapa ekonomi kita berkembang agak lambat setelah krisis dibandingkan dengan negara-negara lain? Tentu karena kita mengerjakan dua hal, yaitu perbaikan ekonomi, recovery ekonomi dan sekaligus melakukan reformasi terhadap masalah-masalah seperti demokrasi, desentralisasi, dan juga tentu keterbukaan media secara bersamaan. Memang tidak mudah.

Kita juga sudah banyak membahas, banyak mengetahui bagaimana kebijakan-kebijakan mengatasi masalah-masalah tersebut. Hampir 10 tahun kita banyak bergelut dengan masalah-masalah politik. Secara ekonomis kita juga kadang-kadang tidak efisien, namun demikian dewasa ini masalah-masalah pokok itu telah banyak yang kita selesaikan.

Pertumbuhan kita tentu sangat baik walaupun agak lamban. Ketika krisis, pertumbuhan ekonomi kita naik 2, 3, 4, 5, 6% dan tahun ini menjadi 6,3% yang kita harapkan. Soal kebijakan pemerintah kita, kita balik persoalannya, kita menentukan dulu kita mau apa. Saya mengatakan tahun depan ekonomi kita harus tumbuh minimum 7%, dan tahun berikutnya kita tumbuh minimum 8%. Itu harus kita tetapkan. Kemudian kita bekerja berdasarkan target-target itu, karena tanpa target-target itu, agak sulit kita mencapai apa yang sudah kita targetkan.

Kita tidak boleh menerima nasib saja. Selama ini kita hanya menerima nasib, pokoknya inflasi sekian, kemudian harga minyak sekian, penduduk sekian, investasi sekian, kalau begitu kita hanya bisa tumbuh 5%. Sekarang kita berubah, kita tentukan dulu maunya berapa, baru kita urut ke bawah dan kita harus mencapai itu dengan segala upaya. Dan saya optimis dengan cara tersebut, jauh lebih besar target yang harus kita capai.

Memang bekerja dalam suasana terbuka begini tidak terlalu mudah, apa saja salah. Kadang-kadang malah kita sendiri suka mencederai keadaan kita sendiri, apa pun dianggap salah, apa pun yang dilakukan pemerintah salah. Pemerintah sekarang ini akan berjalan sesuai keyakinannya. Bahwa suatu hal dianggap benar atau tidak benar itu urusan kedua. Itu yang harus kita jalankan selama kita melangkah sesuai aturan-aturan yang ada.

Nah, apa yang sulit dalam menggerakkan ekonomi kita? Anda pengusaha, saya juga tentu masih berpikir saya pengusaha. Mari kita berpikir, “Kenapa kita tidak bisa tumbuh sebaik bangsa lain? Apa yang tidak kompetitif dari kita?” Yang paling sering kita ucapkan, pertama, yang tidak kompetitif dari kita adalah infrastruktur. Kenapa? Karena selama 10 tahun kita tidak membangun banyak jalan, kita tidak membikin banyak pengairan, kita tidak membangun banyak airport, hampir-hampir kita hanya mengatasi tsunami dan gempa bumi yang begitu dahsyat itu.

Yang kedua, karena sebagian besar anggaran negara harus masuk ke sini mulai tahun ini sampai tahun depan. Tahun depan mungkin kita kehabisan kontraktor, kehabisan alat berat untuk membuat jalan, membuat pengairan, dan macam–macam. Kalau tahun ini anggaran pembangunan hanya Rp 20 triliun, tahun depan kita akan mengatur kira-kira 2 kali lipatnya. Harus kita jalankan itu dan kita mampu menjalankan itu.

Yang ketiga, karena bunga kita terlalu tinggi. Banyak orang mengatakan, “Bagaimana caranya, menstabilkan moneter, ditetapkan bunga tinggi, justru terbalik. Bunga tinggi kan akhirnya juga menyebabkan inflasi. Karena itu, kita berusaha menurunkan bunga tersebut. Akhirnya, sekarang bunga sudah turun. Untuk itu, target kita harus single digit. BI rate sekarang sudah single digit sehingga kita bisa bersaing dengan negara lain. Akhir tahun ini saya berharap setidak-tidaknya sebagian besar sudah bisa dicapai.

Berikutnya masalah listrik. Sekarang ini kita mengajak orang untuk melakukan investasi. Namun, listrik di Medan kurang, listrik di Jawa kurang. Selama 10 tahun kita tidak membangun cukup listrik. Karena itulah kita mengadakan crash program listrik secara besar-besaran. Dibutuhkan Rp 70 triliun untuk menyelesaikan itu dan kita selesaikan itu. Artinya sampai tahun 2009 setidak-tidaknya semua listrik ini akan selesai.

Setelah itu tentu masalah di luar. Apa yang dulu menghalangi kita dalam pembangunan? Konflik di mana-mana. Sekarang, tidak ada lagi konflik, ada riak-riak tapi itu bukan konflik. Sejak dulu, sejak saya menjadi Menteri, di Ambon, Poso, Kalimantan, di Timor Timur, di Aceh terjadi konflik. Sekarang, kita bersyukur bahwa masalah ini semua sudah dapat diselesaikan. Politik juga jauh lebih tenang, bahwa ada interpelasi itu memang justru di situ tempatnya, biar saja di situ, jangan di luar itu.

Saya yakin semua masalah eksternal ini dapat kita atasi dengan baik. Untuk dapat mengatasi dengan baik masalah politik yang merupakan masalah fundamental dan masalah ekonomi, tentu kita harus melihat kekuatan kita. Kekuatan kita dari sisi pertumbuhan ekonomi. Kita tahu semua, pertumbuhan ekonomi memerlukan kesediaan dari pihak pemerintah, swasta, dan tentu saja didukung foreign investment. Investasi pemerintah tergantung dari APBN.

Masih ada sisa krisis yang luar biasa, yaitu harus membayar bunga, dan juga subsidi yang besar. Artinya, masih cukup besar, karena itu kita menaikkan harga BBM. Walaupun harga BBM sudah dinaikkan 100% lebih, masih besar subsidi kita. Yang harus dibayar saja kurang lebih hampir 40% dari total penerimaan negara, berupa kewajiban yang harus dibayar seperti subsidi, beban bunga, dan cicilan utang luar negeri.

Namun, karena ekonomi juga terus berkembang, pajak juga naik, maka tentu kemampuan kita untuk membiayai pembangunan itu juga lebih baik. Walaupun persentasenya kurang dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu, secara nominal jauh lebih baik daripada sebelumnya. Kemampuan membangun pemerintah walaupun secara persentase masih rendah tapi secara nominal kita harapkan tahun depan bisa mencapai Rp 200 triliun. Antara belanja modal dan belanja barang, Rp 150 triliun dan Rp 180 triliun. Itu memberikan gambaran bahwa kita mempunyai kemampuan yang baik untuk mengatasi masalah-masalah investasi pemerintah. Apabila investasi itu memberikan multiplier effect kepada dunia usaha maka saya yakin bahwa pembangunan akan terus bergulir.

Sering orang berkata, Jakarta ini macet dan listrik susah. Sebenarnya, tanpa membaca statistik pun kita tahu bahwa itu adalah kemajuan. Kalau Jakarta tidak macet, bahaya malah, artinya orang tidak bergerak di Jakarta ini, justru ekonomi tidak bergerak. Macetnya Jakarta itu berarti terjadi pertumbuhan ekonomi, hanya saja infrastrukturnya tidak di-manage dengan baik.

Sama dengan listrik yang makin susah karena semua orang sudah menggunakan AC, termasuk pabrik-pabrik. Jadi, bukan listriknya yang kurang tapi demand-nya yang naik dibandingkan supply-nya. Ini juga merupakan kesempatan bagi kita semua untuk melaksanakan pembangunan.

Selain itu, infrastruktur untuk jalan raya memang selama 10 tahun terakhir ini tidak kita bangun dengan baik dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita baru mempunyai kesempatan 2-3 tahun terakhir ini untuk melaksanakan itu semua. Dan saya yakin akan mempunyai dampak yang besar.

Enam bulan lalu kontrak jalan tol saja orang tidak mau melihatnya, sekarang orang berebutan cari kontrak jalan tol untuk melaksanakan pembangunannya. Itu memberikan rasa optimis yang sangat besar. Hari ini bank juga berlomba untuk membiayai jalan tol. Tidak lagi seperti dulu, memberi dorongan atau bahkan marah sekalipun, tidak didengarkan. Sekarang ini dengan marah, akhirnya mereka mau mengerti persoalannya, sehingga sekarang orang berebutan kontrak jalan tol.

Kalau dulu banyak orang berebut cari kontrak komunikasi, sekarang orang berebut cari kontrak jalan tol, berebut cari kontrak air minum, berebutan cari kontrak airport untuk dibangun hari ini. Jadi, hal ini juga merupakan tren yang sangat bagus. Untuk kontrak listrik, juga sama, begitu IPP dibuka, semua ingin mendapat konsensi listrik, jadi itu sebenarnya suatu kesempatan yang besar.

Lalu, di mana kekuatan ekonomi Indonesia selanjutnya? Sebenarnya, kekuatan Indonesia terletak pada kelemahan ekonomi dunia. Hari ini ekspor kita naik terus. Apa kelemahan ekonomi dunia? Kelemahan ekonomi dunia sederhana, energi dan komoditi yang terbatas, juga metal.

Ada tiga kekhawatiran dunia dan kekhawatiran dunia itu merupakan keuntungan Indonesia. Tidak banyak negara yang mempunyai tiga hal ini. Coba kita lihat, adakah negara yang punya energi, juga punya komoditas, dan sekaligus punya logam atau metal utama? Dulu dunia takut akan kehabisan 3 hal ini, dan justru kita mempunyai kekayaan itu. Kita punya metal, kita punya minyak, kita punya batubara, kaya dengan sumber alam. Ini semua menjadi suatu kekuatan yang besar. Setiap kali kita naikkan harga minyak satu dollar, orang ketakutan. Kita lupa sekarang sudah berapa harga minyak di dunia, karena kita sudah stabil di antara harga itu dengan harga baru kita.

Setiap kenaikan subsidi dibayar oleh setiap kenaikan harga minyak. Jadi, kita tidak lagi banyak terpengaruh oleh tempat lain. Kalau gas Natuna dan Cepu sudah selesai, maka kita akan kembali menikmati surplus energi, dan tahun depan kita akan mengalami surplus energi yang lebih besar lagi. Jadi, kita mempunyai income yang cukup besar di situ.

Kedua, komoditas. Kita memang bermasalah dengan minyak goreng. Namun, itu 30% dari masalah dan 70% adalah keuntungan, karena harganya naik, yang kita butuhkan dalam negeri adalah 30%, maka kita cocok dengan pajak ekspor. Itu menggambarkan bahwa pertanian kita akan menjadi kekuatan. Pada saat orang mengemukakan green economy, atau apa saja namanya yang green-green itu, otomatis komoditas akan baik harganya. Karena itulah, ke depan harga CPO naik, ke depan kakao naik, kopi naik, apa saja. Dengan begitu, komoditas itu akan menjadi kekuatan ekonomi. Sulit sekali membayangkan bahwa gula akan turun akibat bikin etanol, jagung pasti naik, karena bikin etanol atau gasohol. Nah, itu semua adalah kemampuan kita untuk mendapat hasil yang lebih baik.

Jadi, saya pikir, yang berusaha di bidang pertanian tidak akan rugi, walaupun komoditas selamanya turun naik, selalu pada tren yang lebih tinggi. Itu semua akan memberikan kita suatu hasil yang lebih baik. Kemudian, apakah kehausan dunia? Kita tahu semua bahwa dunia haus metal. Apa pun orang makan hari ini, nikel, copper, iron ore, bauksit, mau alumina, apa saja yang sekarang dihasilkan, semua dibeli dunia ini. Nah, tidak ada satu pun pulau kita yang tidak punya hasil itu. Mau nikel ada di Sulawesi, mau alumina ada Sumatera, iron ore, mau bauksit, mau copper. Karena itu, kebijakan pemerintah ke depan ialah harus mempunyai added value dalam negeri. Dalam undang–undang yang baru, kita harus mempunyai smelter atau peleburan logam yang kuat di bidang ini. Kita tidak mau lagi ekspor bijih, kita beri waktu 2 tahun untuk membangun smelter dalam negeri sehingga memberikan added value.

Sekarang harga komoditi tersebut sudah ditentukan oleh seller market bukan buyer market. Kita memperbaiki kondisi internal sehingga tercapai pertumbuhan yang lebih tinggi. Dengan kondisi sosial yang stabil, dengan perbankan yang lebih agresif, dengan likuiditas yang baik, dengan tren harga dunia yang kita punyai, justru pertumbuhan akan naik terus.

Saya pikir tidak banyak negara yang nantinya bisa menyamai optimisme pertumbuhan kita. Kita semua sebagai pengusaha di sini, tentu, harus mengantisipasi jauh-jauh hari karena siapa yang cepat mengambil langkah-langkah itu, maka ia akan mendapat manfaat yang besar.

Pemerintah akan konsisten menuju ke situ, tapi dibutuhkan back-up, berupa pendidikan yang baik, pelatihan yang baik, diplomasi yang baik, services yang baik, dan sebagainya. Semua itu adalah efek dari keharusan kita untuk membangun ekonomi kita ke depan.

Saya mengatakan kepada teman-teman di kabinet bahwa pada masa yang akan datang kita akan mempunyai angka magic 7%. Kenapa 7%? Tujuh persen itu yang akan dicapai, saya yakin bisa dicapai tahun depan. Itu praktisnya akan mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan lebih menstabilkan keadaan, akan memperbaiki pendidikan. Nantinya akan lebih mudah naik ke angka 8%, ke 9%. Namun, ada yang bertanya apakah itu bisa dicapai? Pada zaman Pak Harto saja bisa dicapai, masa’ zamannya harga-harga yang lebih baik dan sebagainya tidak bisa dicapai? Kita memang masih ada beban akibat krisis, tapi secara nominal kita lebih baik daripada masa lalu. Nah, itulah kira-kira gambaran ke depan yang secara bersama-sama kita yakin dapat dicapai oleh bangsa ini.

Melihat India dan Cina yang begitu kering, begitu tandus, dan dengan birokrasi yang tidak lebih baik dari birokrasi kita. Saya selalu menceritakan bahwa di India, untuk mengecat rumah saja, harus meminta izin ke wali kota. Kenapa rumah di India banyak yang kumuh, karena untuk mengecat rumah butuh izin yang maksimum 6 bulan baru keluar; kalau rumah biasa perlu waktu satu tahun. Jadi tidak usah dicat saja supaya jangan ada urusan dengan wali kota. Kita kan tidak seperti itu. Artinya, setidak-tidaknya secara umum kita mempunyai birokrasi yang baik daripada birokrasi di India. Kalau negara itu bisa tumbuh 8%, 9%, masa’ kita tidak bisa. Di mana kelebihan India? Kelebihan negara itu adalah pada enterpreneurship. Apa pun yang ingin kita capai, tanpa enterpreneurship, tidak akan terjadi karena kita sudah tidak lagi menganut otoritas negara yang terlalu kuat di mana-mana. Walaupun, sementara ini, tren terbesar masih BUMN. Untuk membangun infrastruktur, kita masih kembali ke BUMN, karena itulah yang paling siap dewasa ini, apakah itu Jasa Marga, apakah itu perusahaan negara lain, atau swasta yang kini juga sudah mulai masuk secara besar-besaran. Kita ingin membangun perlistrikan, ya harus PLN lagi, tapi swasta sekarang ini mengisi semua itu dengan IPP dan sebagainya dan mulai timbul fair competition di sini.

Saya yakin optimisme yang didasari oleh kemampuan nasional akan menjadi kekuatan kita. Sekali lagi, kekhawatiran atau kebutuhan negara-negara industri adalah justru menjadi kelebihan kita, itu bisnis kita. Mereka membutuhkan apa yang kita punya. Karena itu, kita manfaatkan secara maksimum, dengan investasi yang benar.

Kita tidak akan mengulangi sejarah masa lalu ketika kita mengobral dengan harga apa adanya. Itu tidak terjadi lagi, zaman itu tidak ada lagi. Pokoknya, kalau mau menciptakan sesuatu dengan added value di Indonesia, maka lakukan investasi dengan betul. Pemerintah tidak akan banyak memberikan halangan, asalkan memberikan nilai tambah employment, meningkatkan ekspor. Dengan itu saya yakin bahwa itu akan dapat kita capai.

Itu adalah challenge kita atau tantangan kita, dan tantangan yang menurut saya tidak sulit. Namun, yang sangat penting ialah Anda semua berlaku sebagai entrepreneur dan juga sebagai suatu tonggak dari semua yang kita rencanakan ini. Kemarin saya membaca, kenapa entrepreneur di Asia Tenggara ini tidak efisien, masih sangat tergantung kepada akses pemerintah untuk maju, tidak dengan dasar industri yang kompetitif, atau sektor riil yang kompetitif, walaupun zamannya memang sudah harus begitu kompetitif itu. Saya yakin dengan kemampuan Anda semua, ini semua dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya untuk masa depan kita semua, masa depan bangsa ini. Dan yang penting juga tentu pertumbuhan ekonomi kita secara keseluruhan. Itulah harapan saya, dan sekali lagi terima kasih. Sekian.



Ø Pembahasan


Prediksi masa depan perekonomian Indonesia

Perekonomian dunia kini berada dalam super-cycle (siklus-super). Ini adalah masa pertumbuhan global historis yang tinggi, yang berlangsung satu generasi atau lebih. Super-cycleyang ditandai dengan munculnya pertumbuhan ekonomi yang cepat ini dinikmati oleh negara seperti Cina, India dan Indonesia sekarang.

Ada banyak faktor pendorong terjadinya hal ini, termasuk peningkatan perdagangan, tingginya tingkat investasi, urbanisasi yang cepat dan inovasi teknologi.

Dalam sejarahnya, perekonomian dunia telah dua kali menikmati super-cycle sebelumnya. Pertama, 1870-1913, mengalami pick-up signifikan pada pertumbuhan global. Rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia setiap tahun sebesar 2,7%, satu persen lebih tinggi dari sebelumnya. Siklus itu dipimpin oleh munculnya Amerika Serikat, serta munculnya peningkatan perdagangan dan penggunaan teknologi yang lebih besar dari Revolusi Industri.

Super siklus kedua, dari 1945 hingga awal 1970-an, pertumbuhan rata-rata 5% dan ditandai oleh rekonstruksi pasca-Perang dan catch-up di sebagian besar dunia. Ini juga ditandai oleh munculnya kelas menengah yang besar di Barat dan negara-negara pengekspor di Asia, dipimpin oleh Jepang.

Sekarang, kita mungkin berada dalam super-cycle yang berbeda, namun dengan aspek-aspek serupa seperti dua super-cycle sebelumnya.

Bagi orang-orang di Asia dan di seluruh dunia, muncul ide pertumbuhan mungkin terdengar tidak biasa. Tapi bagi banyak orang di Barat, pikiran dari Super-Cycle bukan hal aneh mengingat masalah inilah yang dihadapi perekonomian dunia. Faktanya,ekonomi dunia sekarang lebih dari US$62 triliun, sekitar dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu, bahkan telah melampaui puncak pra-resesi.

Selama dua tahun terakhir, ekonomi telah rebound didorong oleh kebijakan stimulus di Barat dan oleh pertumbuhan kuat di Timur. Memang, pasar di negara-negara berkembang, yang merupakan sepertiga dari ekonomi dunia, saat ini mencapai dua-pertiga pertumbuhannya. Tren ini tampaknya akan terus berlanjut.

Pada tahun 2030, perekonomian dunia bisa tumbuh menjadi US$308 triliun. Proyeksi ini berarti tingkat pertumbuhan riil sebesar 3,5% untuk periode mulai tahun 2000 — saat Super-Cycle dimulai — hingga 2030. Atau rata-rata pertumbuhan riil sebesar 3,9% dari sekarang hingga 2030. Ini akan menjadi kemajuan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan 2,8% selama 1973 hingga 2000.

Situasi yang luar biasa tidak hanya berupa kemungkinan skala ekspansi ini, tetapi juga ramalan yang didasarkan pada proyeksi pertumbuhan yang terlalu berhati-hati. Misalnya, China diperkirakan akan tumbuh rata-rata 6,9% per tahun selama periode tahun 2030 dan India sebesar 9,3%.

Pada tahun 2030, India mungkin telah menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia. Selain itu, Indonesia, yang saat ini perekonomian peringkat 18 terbesar kemungkinan besar akan pindah menjadi lima terbesar dunia dalam jangka waktu dua puluh tahun saja, setelah menikmati hampir rata-rata 7% pertumbuhan selama periode tersebut.

Memang, selalu ada risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan global. Super-cyclepertama berakhir dengan pecahnya Perang Dunia Pertama, yang kedua dengan guncangan minyak bumi diawal tahun tujuh puluhan. Namun, kali ini semoga dunia mempunyai posisi lebih baik untuk mengatasi risiko munculnya badan pengambil keputusan internasional dan forum kebijakan seperti G20.

Sangatlah penting menekankan bahwa super cycle bukan berarti pertumbuhan akan terus menguat selama seluruh periode. Dalam tiga atau empat tahun terakhir saya termasuk di antara yang paling pesimis tentang pertumbuhan ekonomi AS. Saya masih berhati-hati karena perekonomian AS masih akan berjuang di tahun depan dengan pertumbuhan di bawah tren. Demikian juga Eropa dan Jepang, keduanya akan menghadapi prospek jangka pendek yang masih lesu dengan pertumbuhan datar.

Karena itu, perkembangan akan lebih luar biasa jika Asia dapat mendorong lebih banyak pertumbuhan mereka sendiri. Apalagi hal tersebut sangat dibutuhkan dunia.

Tahun depan, China akan melihat tahun pertama dari rencana lima-tahunan ke-12. Hal ini seharusnya akan membantu pertumbuhan mereka. Namun demikian, bank sentral China dan lainnya di seluruh Asia akan melakukan pengetatan kebijakan untuk menahan inflasi. Pada gilirannya, hal ini harusnya memungkinkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, namun dengan tingkat yang mendekati atau bahkan di bawah yang terlihat pada tahun ini. Jadi, dalam Super-Cycle, jelas akan ada tantangan bagi para pembuat kebijakan.

Sebagaimana pentingnya untuk fokus pada tantangan jangka pendek, namun sangat penting tetap melihat peluang jangka panjang. Selama Super-Cycle, kami percaya bahwa China bisa menggantikan AS sebagai perekonomian terbesar dunia pada 2020, jauh lebih cepat daripada yang banyak pihak prediksikan.

Namun, dari perkiraan itu yang paling penting adalah cerita yang terjadi dibaliknya.

Tak bisa dipungkiri, ada skala perekonomian yang tengah berkembang. Seiring dengan pertumbuhannya, negara-negara berkembang akan memberikan pengaruh lebih besar pada perekonomian dunia. Begitupun dengan dampak dari pertumbuhan koridor-koridor perdagangan baru. Hampir 85% dari populasi dunia kini semakin saling terkait melalui perdagangan, sehingga memungkinkan pertambahan jumlah orang yang akan berkontribusi pada perekonomian global.

Sumber-sumber pendanaan akan menjadi penggerak pertumbuhan yang penting, mengingat tingginya kebutuhan investasi, khususnya di bidang infrastruktur. Lalu ada hal lain yang saya sebut perspiration atau keringat dari makin banyaknya jumlah orang yang bekerja dan berbelanja, dan juga kreativitas yang makin besar atas inovasi dan teknologi.

Negara-negara yang akan berhasil adalah negara yang paling banyak memiliki uang tunai, komoditas dan kreativitas. Dalam beberapa tahun terakhir saya kerap menjelaskan keadaan yang tengah terjadi sebagai New World Order, mencerminkan pergeseran keseimbangan kekuatan ekonomi dan keuangan dari Barat ke Timur.

Nah, di tengah pergeseran ini masih berlaku, Super-Cycle lebih tepat mencerminkan apa yang sedang terjadi. Barat masih sangat mungkin berhasil dengan lingkungan seperti ini, terutama jika perekonomian di sana kreatif. Namun sudah jelas bahwa Asia akan muncul menjadi pemenang.

Ø Kondisi masa depan

Kami berpendapat masa depan perekonomian Indonesia mulai 2008 sangat cerah. Ini ditandai dengan analisis ekonomi pada kuartal I 2008 yang semakin baik, dengan penjualan berbagai perusahaan dan daya beli yang mengalami pertumbuhan tajam terutama pada Januari-Februari 2008.

"Pada kuartal I 2008 perekonomian akan lebih baik daripada perkiraan banyak pihak, penjualan berbagai perusahaan bertumbuh signifikan dan mudah-mudahan sampai Maret juga," kata salah satu pakar ekonomi indonesia (Harinowo)

Menurut dia, dengan potensi yang ada tersebut, maka prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi meningkat tinggi, didukung dengan prediksi dari BI tentang pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,2 persen pada 2008.

Dengan pertumbuhan ekonomi nominal 15 persen, maka Produk Domestik Bruto (PDB) nominal 2010 akan mencapai Rp6.000 triliun. Jadi masa depan perekonomian Indonesia sangat cerah, katanya.

Ia mengatakan, konsumsi dan investasi akan mendorong perekonomian domestik dengan pengembangan sumber daya alam yang ada akan mendorong ekspor yang lebih besar.

Oleh karena itu, bila selama ini banyak pihak berpendapat telah terjadi "de-coupling" (pemisahan) sektor finansial dan sektor riil di Indonesia, maka Harinowo justru menilai "de-coupling" saat ini hanya tinggal mitos belaka.


Menurut dia, perkembangan ekonomi di Tanah Air terbangun dengan baik sekali, terlebih pada 2007 yang menjadi tahun yang sangat baik untuk perekonomian Indonesia.

"Sektor riil bergerak cukup kencang didukung kondisi moneter yang stabil dan perkembangan perbankan serta pasar modal yang juga menggembirakan," katanya.

Dengan perkembangan tersebut, maka landasan perekonomian Indonesia terbangun lebih kuat, terutama untuk tahun-tahun mendatang.

Terlebih hingga kini perkembangan moneter menghasilkan stabilitas perekonomian yang sehat, di mana perbankan tumbuh signifikan dengan dana naik 17,6 persen, sedangkan kredit meningkat 25,5 persen.

Sementara itu, PDB nominal mencapai Rp3.957 triliun dengan pertumbuhan ekonomi riil 6,23 persen dan diperkirakan akan
terus meningkat.


Pendapataan per kapita $1.946

Jumlah penduduk Indonesia 225 juta pada 2007, pendapatan per kapita mencapai 1.946 dolar AS, dengan 10 persen dari penduduk atau 22,5 juta mempunyai pendapatan per kapita 6.000 dolar AS.

Padahal sebelum krisis moneter pendapatan per kapita hanya sebesar 1.100 dolar AS.


"PDB sebesar itu menjadi landasan yang kuat untuk kemajuan ekonomi di tahun-tahun mendatang," katanya.

PDB nominal 2007 yang terus meningkat sejak 2005 di atas 15 persen berarti pertumbuhan ekonomi semakin sehat.

Menurut Harinowo, motor penggerak utama keberhasilan tersebut terletak pada dua hal, yaitu jumlah penduduk dan sumber daya alam di Tanah Air. Dengan jumlah penduduk yang besar dan mempunyai daya beli tinggi maka maka perekonomian akan menjadi semakin kuat.Ia mencontohkan sejumlah sektor seperti ritail, konsumer produk, tekstil, garmen, elektronik, otomotif, dan non-tradables sangat berpotensi bila didorong jumlah penduduk yang besar.

"Itu ditambah dengan motor perekonomian kita yang kedua, yakni sumber daya alam di mana begitu besar potensi migas kita. Batubara misalnya nilai ekspornya mencapai 7 miliar dolar AS dan ekspor migas kita keseluruhan mencapai 22 miliar dolar AS,"




BAB 3

Kesimpulan


Dari pembahasan yang sudah kami buat, kami dapat memberikan kesimpulan bahwa perekonomian di Negara Indonesia ini insya allah akan maju dan berkembang sangat baik sehingga tidak ada lagi pengangguran-pengangguran, inflasi yang sangat menonjol, dan lain-lain yang membuat negara Indonesia menjadi buruk.

nah..nah..begitulah. sekarang kita mesti terbuka mata dan jangan kuatir tentang masa depan bangsa kita, bangsa Indonesia. Beri keyakinan pada penerus kita terutama pada anak cucu kita. percaya bahwa semua bisa lebih baik. Saat ketinggalan, masih ada kesempatan untuk berpacu di menit-menit terakhir. beri keyakinan kepada mereka agar bahwa mereka akan hidup menjadi lebih baik.

Amin Ya rabbal alamin

DAFTAR PUSTAKA

· Sambutan Wakil Presiden RI pada Seminar “Citi Indonesia Mid Year Economic Outlook 2007”, Jakarta, 19 Juli 2007.

· Dr Lyons Gerard
Head of Global Research and Chief Economist di Standard Chartered Bank

Komentar

kamal mengatakan…
your welcome bro @uiiofficial :)

Postingan populer dari blog ini

(Hukum) Franchise dalam "islam"

  Prolog Islam sebagai ajaran yang bersifat rahmatan lil 'alamin, semangatnya bertumpu pada kemaslahatan yang hakiki termasuk syariatnya dalam bidang muamalat (bisnis), dimana kaidah fiqih mengatakan bahwa pada prinsipnya hukum muâmalat adalah boleh selama tidak ada dalil yang mengharamkannya (dalam Al-quran dan Hadits). Dalil yang dapat mengubah hukum muâmalat dari boleh (halal) kepada tidak boleh (haram) tersebut mengacu kepada disiplin ushul fiqih yaitu dapat berupa dalil eksplisit (sharih) al-Qurân dan Hadits Nabi saw atau dalil lain melalui uji verifikasi tertentu seperti Ijmaâ (konsensus para ulama), Qiyas (analogi), Mashalih Mursalah (konsep maslahat) dan sebagainya. Semua kaidah tersebut sebenarnya terfokus pada prinsip maslahat yaitu konsep pertimbangan baik-buruk, positif-negatif, dan mudharat-mashlahat berdasarkan kaidah umum dan dalil sharih serta shahih syariat Islam. Prinsip sentral syariah Islam menurut Ibnul Qayyim dalam Iâlam al-Muwaqqiâin

Lazy is Expensive !!!

Salam hangat dari penulis untuk para pembaca, di sini saya akan menulis sebuah artikel yang menurut saya sangat penting untuk diperhatikan terutama bagi kalangan anak muda karena satu sifat inilah yang banyak mengakibatkan cita-cita seorang anak adam terutama kalangan muda kandas di tengah jalan yang megakibatkan tidak sedikit menjadikanya seorang anak yang kurang baik di masa yang akan datang dari segi kehidupanya naudzubillah min dzalik. sebelum saya menulis secara detail tentang artikel " malas itu mahal" saya ingin menginfokan keberadaan saya sebagai penulis, sekarang pada tanggal 25 maret 2012 tepatnya hari kamis pukul 13.33 WIB berada di kota Depok yang berlokasi di pulau jawa tepatnya jawa barat, Depok kondisi cuaca siang ini sangat terik setelah beberapa hari lalu sempat diterjang angin besar yang mengakibatkan beberapa pohon besar rubuh yang berlokasi di daerah kota Jakarta-Depok dan sekitarnya dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. setelah menjalani ke

Matchday 32 v City at Etihad Stadium

Menurut saya pertandingan malam ini menjadi permainan terburuk sepanjang musim 2019/2020 yang dilakoni oleh Liverpool, besar harapan bisa main bagus melawan rival terdekat, yang terjadi justru sebaliknya, lawan bisa clean sheet dan tim kesayangan kita kebobolan 4 dengan 1 gol bunuh diri ox yang baru masuk di babak kedua, sungguh sangat miris walaupun posisi tim kesayangan kita sudah dinobatkan sebagai juara EPL musim ini. Berikut sedikit saya ulas per poin jalannya pertandingan malam tadi, dengan sedikit ubahan dari catatan fans liverpool lainnya. 1. Secara taktik, babak pertama terlihat ada yang diubah oleh pelatih City, justru mereka bermain tidak mengandalkan sayap. Ketiadaan Sane bukan alasan karena pelatih City juga tidak menurunkan Bernardo Silva, artinya mereka tidak mau bermain saya sebagaimana biasa mereka lakukan ketika sedang menyerang. 2. Sementara Liverpool malah kehilangan serangan sayap di babak pertama. TAA bermain terlalu kedalam. Mungkin untuk menjaga kebebasan Sterli