Menurut saya pertandingan malam ini menjadi permainan terburuk sepanjang musim 2019/2020 yang dilakoni oleh Liverpool, besar harapan bisa main bagus melawan rival terdekat, yang terjadi justru sebaliknya, lawan bisa clean sheet dan tim kesayangan kita kebobolan 4 dengan 1 gol bunuh diri ox yang baru masuk di babak kedua, sungguh sangat miris walaupun posisi tim kesayangan kita sudah dinobatkan sebagai juara EPL musim ini.
Berikut sedikit saya ulas per poin jalannya pertandingan malam tadi, dengan sedikit ubahan dari catatan fans liverpool lainnya.
1. Secara taktik, babak pertama terlihat ada yang diubah oleh pelatih City, justru mereka bermain tidak mengandalkan sayap. Ketiadaan Sane bukan alasan karena pelatih City juga tidak menurunkan Bernardo Silva, artinya mereka tidak mau bermain saya sebagaimana biasa mereka lakukan ketika sedang menyerang.
2. Sementara Liverpool malah kehilangan serangan sayap di babak pertama. TAA bermain terlalu kedalam. Mungkin untuk menjaga kebebasan Sterling, tetapi jadi terasa Liverpool bermain cenderung bertahan. Yang terlihat Liverpool banyak bermain bola long pass ke depan, dan ini dengan sangat mudah terbaca oleh sepasang bek tengah City yang dikawal Lapore dan Garcia.
3. Sementara serangan City yang justru dari tengah malah membuat Van Dijk sering gugup, apalagi TAA dan Gomez ditekan secara personal oleh Sterling, sehingga duet bek sisi kanan Liverpool itu jadi kurang saling menutup dan sering kehilangan fokus. Sterling tahu, kalau dia memaksa bermain sayap, mungkin adu sprint menang, tapi pasti sulit menang untuk Body Contact dengan TAA dan Gomez. Maka Sterling tidak menyisir sisi lapangan, tetapi dengan adanya De Bruyne mereka merusak pertahanan sisi kanan Liverpool.
Ket. Foto : Sebeum dimulainya pertandingan, pemain City melakukan penghormatan kepada pemain Liverpool atas capaiannya menjuarai EPL 19/20 dan masih menyisakan 7 pertandingan lagi
4. City tetap mempertahankan khas gaya bermain mereka dengan penguasaan bola dan memainkan bola dengan passing cepat. Determinasi City dalam penguasaan bola membuat kesulitan bagi skuad liverpool untuk berkembang. Robbo juga tidak terlalu berani melakukan penetrasi sebagaimana biasa untuk saling ber improviasasi dengan Sadio. Babak pertama memang Liverpool dalam tekanan dan sulit keluar, bahkan ketika menguasai bola pun sulit berkembang.
5. Memasuki babak kedua, Gomez yang memang bermain dalam under pressure langsung diganti. Tapi sayangnya Ox sebagai pengganti juga bermain buruk, malah mencetak gol bunuh diri. Liverpool sangat tidak fokus, tidak ada pressing dan bermain intens untuk merebut bola dari kaki lawan. Lalu melakukan serangan balik. Ada peluang gol tapi gagal dihasilkan. Di Big Game seperti ini peluang gol wajib menghasilkan
6. Lalu Keita dan Divock masuk, pola berubah. Keita mencoba bermain dengan lebih lama memainkan bola. Lumayan bagus tetapi banyak peluang gol gagal menghasilkan. Robbo dan TAA kepayahan untuk bangkit. TAA keluar dan diganti Neco, tetapi formasi sejati TAA sejati TAA, Hendo dan Mo hilang total pada pertandingan malam ini.
7. Semua pergantian pemain yang dilakukan oleh Jurgen dapat dipahami bahwasannya club bermain dengan kehilangan sentuhan magis seperti biasanya. Empat gol City sulit membangkitkan kembali permainan Liverpool, terlebih pada pertandingan ini tanpa dukungan pemain ke - 12 nya karena pandemic covid yang belum usai. Kombinasi De Bruyne dan Foden di lini serang City bekerja dengan sangat sempurna.
8. Jurgen memang selalau ragu jika bermain lawan City, terutama jika bermain tandang. Sering kehilangan sentuhan magis nya, Musim lalu juga terlihat demikian. Padahal jika Jurgen bermain seperti saat lawan Crystal Palace pekan sebelumnya, tidak mudah buat City untuk bemain leluasa. Starting line up memang tidak berubah, tetapi pola permainan dilapangan berubah total. Pelatih City dengan anak asuhnya adalah tim yang cerdas, walau tanpa dua pilar utamanya, Sane yang sedang proses pulang ke kampung halamannya yang akan bergabung dengan Bayern dan Aguero yang masih dibekap cidera. Jurgen pasti tau betul mengapa dia merubah taktik, tetapi memang City unggul disemua sisi pada pertandingan malam ini.
9. Liverpool mengubah pola permainan, tetapi ada kekhawatiran dibaca oleh pelatih tim lawan, justru kita sendiri bermain jauh dibawah perform biasanya. Pressing tidak terlihat , kedua sayap lumpuh serta peluang gol terbuang sia-sia adalah cerminan permainan Liverpool pada pertandingan malam ini. Sementara Sterlind dan De Bruyne serta Foden bermain gemilang untuk City. Semua lini bermain bagus, mereka memang layak menang besar pada pertandingan malam ini.
10. Liverpool masih ada 6 pertandingan lagi yang tersisa, untuk mempertahankan permainan berkelasnya yang selama ini sudah diterapkan. Dengan kekalahan besar melawan City ini menjadi poin penting bagi Jurgen musim depan. Kita tahu bahwa Jurgen selalu memandang Pep sebagai lawan sejati yang dihormatinya dari semasa di Jerman silam. Makanya kita sangat berharap kekalahan malam ini majib menjadi evaluasi terbaik Jurgen untuk sisa pertandingan musim ini dan berjalannya musim depan. Ini hanya kekalahan dari 1 pertandingan, bukan sebuah petaka yang harus disesali berhari-hari.
Dipenghujung tulisan ini, saya hanya bisa berharap semoga dimusim depan manajemen club bisa merekrut beberapa pemain yang bisa melengkapi dari minusnya permainan pada pertandingan malam ini, kalah menang gua tetap cinta Liverpool. #YNWA
Ket. Foto : saat dimulainya pertandingan, pemain City melakukan Guard Of Honour
Sumber :
- disadur dari KoezArraihan
- Facebook Liverpool FC
#SalamJuara
Komentar